Dualisme Pengaturan Hukum dalam Pengelolaan Tanah Desa di Daerah Istimewa Yogyakarta
DOI:
https://doi.org/10.31292/jta.v8i3.480Keywords:
Harmonisasi Hukum, Keistimewaan Yogyakarta, Tanah Desa, Sultan GroundAbstract
This study aims to examine the dualism of legal arrangements in village land management in the Special Region of Yogyakarta, particularly due to differences in norms between the Basic Agrarian Law and the Special Region of Yogyakarta Law. The main focus of the study is on the legal status of village land that was previously certified in the name of the village government but was later claimed as belonging to the sultanate or duchy based on the provisions of the special rights. This study uses a normative juridical method with a historical approach and regulatory comparison and examines the relationship between national regulations, regional regulations, and applicable legal principles. The results of the study indicate that there is a lack of synchronization in terms of the subject of rights, the status of rights, and the legalization mechanism for village land, which has an impact on legal uncertainty at the village level. In addition, the determination of the sultanate and duchy as the subjects of land ownership rights without a mechanism for releasing them from the village government is considered contrary to the principles of non-retroactivity and lex superior. The conclusion of this study is that regulatory harmonization is needed to ensure legal certainty and justice for village communities without ignoring the recognition of regional special rights.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji persoalan dualisme pengaturan hukum dalam pengelolaan tanah desa di Daerah Istimewa Yogyakarta, khususnya akibat perbedaan norma antara Undang-Undang Pokok Agraria dan Undang-Undang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta. Fokus utama kajian adalah pada status hukum tanah desa yang sebelumnya telah disertipikatkan atas nama pemerintah desa, namun kemudian diklaim sebagai milik Kasultanan atau Kadipaten berdasarkan ketentuan keistimewaan. Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif dengan pendekatan historis dan perbandingan peraturan, serta menelaah keterkaitan antara peraturan nasional, peraturan daerah, dan asas-asas hukum yang berlaku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi ketidaksinkronan dalam hal subjek hak, status hak, dan mekanisme legalisasi tanah desa, yang berdampak pada ketidakpastian hukum di tingkat desa. Selain itu, penetapan Kasultanan dan Kadipaten sebagai subjek hak milik atas tanah tanpa mekanisme pelepasan hak dari pemerintah desa dinilai bertentangan dengan asas non-retroaktif dan prinsip lex superior. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa dibutuhkan harmonisasi regulasi yang menjamin kepastian hukum dan keadilan bagi masyarakat desa tanpa mengabaikan pengakuan terhadap keistimewaan daerah.
Downloads
References
Anggraeni, T. D. (2012). Interaksi Hukum Lokal dan Hukum Nasional Dalam Urusan Pertanahan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Rechts Vinding: Media Pembinaan Hukum Nasional, 1(1), 53. https://doi.org/10.33331/rechtsvinding.v1i1.106
Antoro, K. S. (2015). Analisis Kritis Substansi dan Implementasi Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta Dalam Bidang Pertanahan. BHUMI: Jurnal Agraria dan Pertanahan, 1(1), 12–32. https://doi.org/https://doi.org/10.31292/jb.v1i1.38
Birsyada, M. I., & Syahruzah, J. K. (2018). Social change in yogyakarta: past and now a selo soemardjan perspective. HISTORIA: Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah, 6(1), 103. https://doi.org/10.24127/hj.v6i1.1150
Boedi Harsono. (2002). Hukum Agraria Indonesia, Himpunan Peraturan-Peraturan Hukum Tanah, Edisi Revisi. In Hukum Agraria Indonesia Himpunan Peraturan-Peraturan Hukun Tanah.
Budoyo, S. (2014). Konsep Langkah Sistemik Harmonisasi Hukum Dalam Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan. Civis, IV (2). https://doi.org/https://doi.org/10.26877/civis.v4i2/Juli.613
Dwiatmoko, A., & Nursadi, H. (2022). Problematika dan Penataan Pembentukan Peraturan Daerah Melalui Harmonisasi yang Sentralistik. Jurnal Legislasi Indonesia, 19(3). https://doi.org/10.54629/jli.v19i3.949
Gautama, T., Firdaus F, M. W., & Taufiq, M. S. (2024). Sultan Ground: Dialektika Pluralisme Hukum Dalam Pengelolaan Hukum Pertanahan Nasional. Muhammadiyah Law Review, 8(2), 1–14. https://doi.org/10.24127/mlr.v8i2.3562
Harsono, B. (2008). Hukum Agraria Indonesia Sejarah Pembentukan, Isi dan Pelaksanaannya. In Edisi Revisi Cetakan Keduabelas. Djambatan.
Hasim, R. (2016). Politik Hukum Pengaturan Sultan Ground dalam Undang-Undang No. 13 Tahun 2013 Tentang Keistimewaan Yogyakarta dan Hukum Tanah Nasional. Arena Hukum, 9(2), 207–224. https://doi.org/10.21776/ub.arenahukum.2016.00902.4
Huda, M. J. N. (2014). Dinamika Pencapaian Identitas Sosial Positif Atas Keistimewaan Yogyakarta. Jurnal Psikologi Integratif, 2(1), 30–41.
Iqbal, M., Elianda, Y., Akbar, A., & Nurhadiyanti, N. (2020). Keistimewaan Penataan Ruang Menurut Peraturan Daerah Istimewa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Caraka Prabu, 4(1), 102–123. https://doi.org/10.36859/jcp.v4i1.221
Juwono, H. (2022). Perjuangan Pangeran Notokusumo dan Ir. Sukarno: Kajian Komparatif Historis. MOZAIK Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Dan Humaniora, 13(2), 60–88. https://doi.org/10.21831/mozaik.v13i2.52685
Kustanto, L., Prasetyowati, Rr. A., & Aisyia, O. (2019). Konstruksi Keistimewaan Yogyakarta dalam Narasi Film-Film Kompetisi Produksi Dinas Kebudayaan Yogyakarta Tahun 2016-2017. REKAM, 15(1), 49–59. https://doi.org/10.24821/rekam.v15i1.3185
Kutoyo, S. (1997). Sejarah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta. Direktorat Jenderal Kebudayaan RI.
Mertokusumo, S. (1982). Perundang-undangan agraria Indonesia. Liberty.
Nachrawi, G. (2024). The Existence of Law no. 5 of 1960 on the Governor’s Instructions DIY No: K.898/I/A/75 Ownership of Land Rights by Chinese Writers Viewed from Justice Perspective. Revista de Gestão Social e Ambiental, 18(7), e05760. https://doi.org/10.24857/rgsa.v18n7-066
Nurlinda, I. (2016). Telaah atas materi muatan rancangan undang-undang pertahanan. Jurnal Bina Mulia Hukum, 1(1), 1–13. https://doi.org/10.23920/jbmh.v1n1.1
Prasetya, D. B. C., Mujiburohman, D. A., & Supama, Y. (2024). Dinamika Legalisasi Tanah Desa di Kabupaten Sleman, Yogyakarta: Pengaturan, Pelaksanaan, dan Implikasinya. Widya Bhumi, 4(2), 136–158. https://doi.org/10.31292/wb.v4i2.105
Salsabilla, A. (2023). Eksistensi Tanah Sultan Ground dalam Hukum Tanah Nasional. Jurnal Hukum, 4(1), 21–30.
Tilman, A., Mujiburohman, D. A., & Dewi, A. R. (2021). Legalisasi Tanah Kasultanan dan Tanah Kadipaten di Daerah Istimewa Yogyakarta. Riau Law Journal, 5(1). https://doi.org/10.30652/rlj.v5i1.7852
Tutik, T. T. (2011). Sistem Penetapan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta Dalam Sistem Pemilihan Kepala Daerah Berdasarkan Pasal 18 Ayat (4) UUD 1945. Jurnal Hukum & Pembangunan, 41(1), 316–334. https://doi.org/10.21143/jhp.vol41.no1.242
Wijayaningsih, N. F., Miftahurrohmah, D., & Iqbal, M. (2022). Yogyakarta Spatial Planning: Review from the Special Regulation of Yogyakarta. Smart Cities and Regional Development (SCRD) Journal, 6(1), 91–98. https://doi.org/10.25019/scrd.v6i1.123
Wirawan, V. (2019). Kajian Tertib Administrasi Pertanahan Tanah Kasultanan dan Tanah Kadipaten Setelah Berlakunya Perdais Yogyakarta. Jurnal Ilmiah Penegakan Hukum, 6(2), 161. https://doi.org/10.31289/jiph.v6i2.2989
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Yohanes Supama, Antonius Imbiri

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.











