Mengurai Konflik Agraria di Desa Senama Nenek dengan Pendekatan Drivers-Pressures-State-Impact-Responses (DPSIR)

Fauzan Maulana Shani; Adi Afrianto; Bunga Mareta  Dwijananti; Iwan Kustiwan

doi:10.31292/jta.v7i2.310

Authors

Fauzan Maulana Shani Institut Teknologi Bandung, Bandung, Indonesia
Adi Afrianto Institut Teknologi Bandung, Bandung, Indonesia
Bunga Mareta Dwijananti Kantor Pertanahan Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, Indonesia
Iwan Kustiwan Kelompok Keahlian Perencanaan dan Perancangan Kota, SAPPK, Institut Teknologi Bandung, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.31292/jta.v7i2.310

Keywords:

Konflik Agraria, Senama Nenek, DPSIR, Reforma Agraria

Abstract

The conflict between the indigenous community of Senama Nenek Village and PT. Perkebunan Nusantara V (PTPN V) has been ongoing for decades. This condition reflects the complexity of the conflict's issues. This research aims to analyze the conflict using the Drivers-Pressures-State-Impact-Responses (DPSIR) approach. The DPSIR framework highlights the causal effect relationships among aspects, starting with drivers that exert pressure on the environment, causing changes in its natural condition. These environmental changes then have impacts on ecosystems and humans. Consequently, humans adapt to cope with these changing conditions. The DPSIR approach identified the industrialization of PTPN V as one of the root causes of the conflict. This industrialization exerted pressure on the environment through the acquisition of customary lands, leading to disputes and uncertainty over the land status of the indigenous community. In response to this situation, measures were taken, including the redistribution of land to 1,385 indigenous households. We expect this DPSIR approach to serve as a tool to resolve similar conflicts in Indonesia.

Konflik antara masyarakat adat Desa Senama Nenek dengan PT. Perkebunan Nusantara V (PTPN V) berlangsung puluhan tahun. Kondisi ini menandakan kompleksitas permasalahan yang terjadi dalam konflik tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konflik dimaksud dengan pendekatan Drivers-Pressures-State-Impact-Responses (DPSIR). Kerangka DPSIR menyoroti hubungan sebab-akibat antar aspek, mulai dari faktor pemicu yang memberikan tekanan pada lingkungan yang menyebabkan perubahan pada lingkungan. Perubahan lingkungan tersebut kemudian memberikan dampak bagi ekosistem/manusia. Selanjutnya manusia merespon untuk mengatasi hal tersebut. Melalui pendekatan DPSIR, teridentifikasi akar penyebab konflik tersebut salah satunya adalah industrialisasi PTPN V yang memberikan tekanan terhadap lingkungan berupa penguasaan tanah ulayat oleh pihak PTPN V yang berujung sengketa dan mengakibatkan ketidakpastian status lahan masyarakat adat. Atas kondisi ini, respon yang dilakukan antara lain redistribusi tanah kepada 1.385 KK masyarakat adat. Pendekatan DPSIR ini diharapkan dapat menjadi tools untuk mengurai konflik serupa yang terjadi di Indonesia.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Akbar, S. (2022). Analisis Jenis Kerentanan Masyarakat Desa Senama Nenek Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar. JIAGANIS, 7(2).

Alao, A. (2007). Natural Resources and Conflict in Africa: The Tragedy of Endowment. University of Rochester Press.

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (2016). KBBI Kemendikbud. KBBI Kemendikbud. https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/konflik

Baiquni, M., & Rijanta, R. (2007). Konflik Pengelolaan Lingkungan dan Sumber Daya Dalam Era Otonomi dan Transisi Masyarakat (Pemahaman Teoritis dan Pemaknaan Empiris). Bumi Lestari, 7(1). https://ojs.unud.ac.id/index.php/blje/article/view/2414

Billon, P. Le. (2001). The political ecology of war: Natural resources and armed conflicts. Political Geography, 20(5), 561–584. https://doi.org/10.1016/S0962-6298(01)00015-4

Bowen, R. E., & Riley, C. (2003). Socio-economic indicators and integrated coastal management. Ocean and Coastal Management, 46(3–4), 299–312. https://doi.org/10.1016/S0964-5691(03)00008-5

Creswell, J. W., & Creswell, J. D. (2018). Research Design (5th ed.).

Creswell, J. W., & Creswell, J. W. (2007). Qualitative inquiry & research design?: choosing among five approaches. Sage Publications.

Dwijananti, B. M. (2020). Reforma Agraria untuk Masyarakat Adat: Redistribusi Tanah di Desa Senama Nenek, Kecamatan Tapung Hulu, Kabupaten Kampar. Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional.

Dwijananti, B. M. (2023). Agrarian Reform for Indigenous Peoples: Conflicts and Redistribution Policies in Senama Nenek Village, Riau. Marcapada: Jurnal Kebijakan Pertanahan, 2(2), 145–158. https://doi.org/10.31292/mj.v2i2.37

Environmental Protection Agency. (2011). Tutorials on Systems Thinking using the DPSIR Framework. Environmental Protection Agency. https://archive.epa.gov/ged/tutorial/web/html/index.html

Fatwa, C., & Firmanda, H. (2023). Penyelesaian Konflik Antara Koperasi Nenek Eno Senama Nenek (Knes) Dengan Masyarakat Adat Pemilik Kebun Kelapa Sawit Di Desa Senama Nenek Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar. In Jurnal Multilingual (Vol. 3, Issue 3). https://riau.harianhaluan.com/daerah/pr-112251076/polres-kampar-masih-belum-tetapkan-tersangka-

Febriadi, A. J. (2017). Penyelesaian Sengketa Tanah Ulayat Antara Masyarakat Adat Senama Nenek dengan PTPN V di Kenegerian Senama Nenek Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Universitas Sumatera Utara .

Fikri, Z. (2021). Reforma Agraria Tanah Ulayat (1st ed.). STPN Press.

Helaludin, & Wijaya, H. (2019). Analisis Data Kualitatif Sebuah Tinjauan Teori dan Praktik. Sekolah Tinggi Theologia Jaffray.

Institute For Policy Analysis of Conflict. (2014). Indigenous Rights Vs Agrarian Reform In Indonesia: a Case Study From Jambi. www.pertanian.go.id/infoeksekutif/bun/IP%20ASEM%20

Kausar, Andriani, Y., & Pratama, H. R. (2023). Strategi Gerakan Sosial Dan Resolusi Konflik Lahan Perkebunan Pendekatan Berbasis Masyarakat Antara Masyarakat Desa Senama Nenek Terhadap Ptpn V Sei Kencana Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar Social Movement Strategy And Plantation Land Conflict Resolution Community-Based Approach Between Communities Of Senama Nenek Village Towards Ptpn V Sei Kencana, Tapung Hulu District, Kampar Regency. Agroinfo Galuh, 10(2).

Kausar, K., Zaleha, Z., & Andriani, Y. (2022). Conflict Mapping Analysis and Description of Conflict over Oil Palm Plantation Land between the Community of Senama Nenek Village and PTPN V Sei Kencana in Kampar Regency. Journal of Agribusiness and Community Empowerment (JACE), 5(1), 47–57. https://doi.org/10.32530/jace.v5i1.449

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (2015). Pengertian Konflik. Https://Elearning.Menlhk.Go.Id/Pluginfile.Php/849/Mod_resource/Content/1/Pengertian_konflik.Html.

Konsorsium Pembaruan Agraria. (2019). Catatan Akhir Tahun 2019 Konsorsium Pembaruan Agraria “Dari Aceh Sampai Papua?: Urgensi Penyelesaian Konflik Struktural dan Jalan Pembaruan Agraria ke Depan.”

Kristensen, P. (2004). The DPSIR Framework Background.

Nasution, V. F. (2017). Analisis Implementasi Community dan Government Relations di Kebun Sei-Kencana PTPN V (Persero) Pekanbaru [Skripsi]. Universitas Islam Indonesia.

Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2023 Tentang Percepatan Pelaksanaan Reforma Agraria, Pub. L. No. 62 (2023). https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/konflik

Permadi, G. S., Rahman, B., & Zulkarnain, I. (2023). The Power of Exclusion Indigenous People Mapur Bangka. Social Science Studies, 3(1), 581–597. https://doi.org/10.47153/sss31.5482023

Putra, D. A., Sayamar, E., Kausar, & Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Riau, J. (2014). Konflik Dan Resolusi Konflik Perkebunan (Studi Kasus Konflik Perkebunan Antara Pt Perkebunan Nusantara V Sei Kencana Dengan Masyarakat Desa Senama Nenek Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar) The Conflict And The Conflict Resolution Of Plantations ( A Study On Plantations Conflict Between Pt Perkebunan Nusantara V Sei Kencana And The Rural Communty Of Senama Nenek Village Subdistrict Of Tapung Kampar District). Jom Faperta, 1(2).

Putra, T. H. (2016). “Andiko” Deskripsi Karya [Thesis]. Institut Seni Indonesia.

Sadyohutomo, M. (2018). The benefits of an agrarian reform model in Indonesia. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 202(1). https://doi.org/10.1088/1755-1315/202/1/012030

Santoso, T. (2019). Konflik dan Perdamaian. Pustaka Saga.

Sekretariat Kabinet. (2020). Laporan Kinerja Tahun 2019 Sekretariat Kabinet.

Smeets, E., Weterings, R., Bosch, P., Büchele, M., & Gee, D. (1999). Environmental indicators: Typology and overview. http://europa.eu.int

Tarfi, A., Ismail, I., Idami, Z., & Efendi, E. (2023). Agricultural Land Redistribution for Sustainable Peacebuilding in Aceh, Indonesia. International Journal of Sustainable Development and Planning, 18(9), 2923–2931. https://doi.org/10.18280/ijsdp.180930

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, Pub. L. No. 5 (1960). https://peraturan.go.id/id/uu-no-5-tahun-1960

Wahyuni, M. (2020). Statistik Deskriptif untuk Penelitian Olah Data Manual dan SPSS Versi 25 (1st ed.). Bintang Pustaka Madani Yogyakarta.

Widodo, S. (2017). A critical review of indonesia’s agrarian reform policy. Journal of Regional and City Planning, 28(3), 204–218. https://doi.org/10.5614/jrcp.2017.28.3.4

Wiradi, G. (2009). Metodologi studi agraria: Karya terpilih Gunawan Wiradi (1st ed.). Sajogyo Institute.

Yunus, M. (2013). Konflik Pertanahan dan Penyelesaiannya Menurut Adat di Provinsi Riau. Menara, 12(1). https://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/Menara/article/view/408